Rabu, 18 Maret 2015



TAFSIR IBADAH MUAMALAH
PEMBERIAN MAAF
DOSEN PEMBIMBING
Prof., Dr. Budiharjo, M.Ag




Disusun oleh:
1.      Ayusta Gilang W                            (216-14-001)
2.      Novita Intan P                                (215-14-002)
3.      Wahyu Nur H                                 (215-14-003)
4.      Fissabil Ibrohim                              (215-14-004)




ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015




Tafsir Qs Az- Zumar :53

A.    Ayat dan terjemahan
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. Az-Zumar:53)
B.     Makna Mufrodat
katakanlah
قال-يقول-قولا- قل
menyembah
عبد-يعبد-عبدا
pemborosan
اسرف-يسرف-اسرافا
Seseorang
  انفسهم (نفس)
putus asa
قنط-يقنط-قنطا (تقنطوا)
Beruang
قنطرة
bangunan tinggi
قناطر
mengasihi

رححم- يرحم- رحمة
Peranakan
رحم
mengampuni dosa
غفر- يغفر- غفرا
mencatat, mencela
ذما- يذم- ذما
Dosa

ذنب
Ekor
ذنب
mengumpulkan
جمع- يجمع- جمعا
Semua
جميع
hari jumat
جمعة


C.     Asbabun Nuzul  
Menurut Ibnu Abbas, penduduk Mekkah bertanya “ Muhammad, engkau mengatakan bahwa orang-orang yang telah menyembah berhala serta memohon kepada yang selain Allah, dan membunuh manusia yang diharamkan oleh Allah, tidak akan mendapatkan ampunan. Lalu, untuk apa kita berhijrah dan memeluk agama Islam?” Berkenaan dengan itu, turunlah ayat ini.
D.    Tafsir
            Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Asy-Syu’bi dari Sunaid ibnu Sakal yang mengemukakan, dia mendengar Ibnu Abbas berkata, “Sebesar-besar ayat dalam kitab Allah adalah Allahu La Illaha Illa Huwa Al-Hayyu Al-Qoyyumu, ayat yang paling banyak mengumpulkan prinsip-prinsip kebajikan dan kejahatan adalah InnaAllaha ya’muru bil ‘Adli wal Ihsan. Ayat yang paling banyak membuka harapan adalah ayat dalam surat Ghurraf( Az-Zumar ), yaitu :
قل يا عبا دي الذين اسرفوا على انفسهم لا تقنطوا من رحمة  الله
Sedangkan ayat yang paling mendorong kita menyerahkan dirir kepada Allah adalah Wa May Yattaqilllahu Yaj’al Lahu Makhrojan Wa Yarzuqu Min Haitsu La Yahtatsibu. Mendengar ungkapan itu berkatalah Masruq “ Engkau benar, Innallaha Yaghfirudz Dzunuba Jami’an , sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya.
            Allah sebenarnya mengampuni semua dosa, betapa pun besarnya dosa itu kecuali dosa yang telah diterangkan oleh Al-Quran. Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Maha Kekal Rahmatnya.
             Allah itu Maha Pengampun, menghapuskan semua dosa siapa yang dikehendaki dan Maha Kecil Rahmatnya, serta melimpahkan belas kasih nya kepada orang-oarng yang bertaubat.Firman Allah memberi pengertian kepada kita tentang suatu prinsip dakwah , yaitu mendahulukan Tabsyir ( berita gembira ) daripada Tanfir ( berita Duka ), serta mendahulukan Pengharapan daripada keputus asaan sesuai dengan hadits Nabi “Mudahkanlah, dan janganlah kamu mempersungkar. gembirakanlah dan janganlah kamu menjauhkan manusia dari agama .”















Tafsir Qs Al-Anfal : 29
A.    Ayat dan Terjemahan
“Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.(Qs. Al-Anfal:29)
B.     Makna Mufrodat
Iman
امن – يامن – ايمان
Mengucap Amin
امن – يامن – امين
Aman
امن
Bertaqwa
اتق – يتق
Allah
الله
Menjadikan
جعل – يجعل
Upah
جعل
Pemisah, terpisah
فرق – يفرق – فرقانا
Menutup, kafir
كفر -  يكفر 
Kejelekan
سيئية
Mengampuni dosa
غفر – يغفر – غفران
Memiliki, punya
ذو
Mengutamakan
فضل – يفضل
Tulang
عظم
Besar
عظم
Sombong
تعظم

C.     Tafsiran
Ayat-ayat sebelum ayat ini mengingatkan tentang kelemahan orang-orang beriman sebelum kehadiran agama islam dan sebelum berhijrah ke Madinah. Ia juga menguraikan sekelumit dari Anugerahnya, dan menekankan bahwa disisnya terdapat ganjaran yang amat besar. Uraian-uraian itu bertujuan mendorong umat beriman   selalu hidup dalam optimisme, dan penuh harapan kepada Allah SWT. Tetapi harapan saja tidak cukup, ia harus disertai rasa takut, karena itu ayat ini menekankan perlunya rasa takut kepada-Nya.
“Hai orang –orang yang beriman, jika kamu senantiasa bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perinntah dan menjauhi larangannya, niscaya Dia akan memberikan kepada kamu Furqon dan menutup kesalahan-kesalahan kamu yakni tidak dinampakkan didunia dan ditutupinya di akhirat sehingga Allah tidak menuntut pertanggung jawaban kamu, sedang manusia yang menuntut dosa kamu, akan diberi ganti oellh Allah agar dia rela dan juga bila kamu bertaqwa Dia akan mengampuni dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah pemilik yang menganugerahkan karunia yang besar sehingga dengan karunia-Nya dia dapat menganugerahkan lebih dan lebih dari Takfir dan penghapusan dosa.”
Kata Yukaffir terambil dari kata Kafara Yakni menutup. Kata ini ( Al-Quran ) dalam berbagai bentuk sebanyak 14 kali, selain dari kata kaffarat. Dalam pengamatan penulis, terdapat 4 kali digandengkan dengan syarat melalukan amal sholeh atau upaya meninggalkan dosa besar. Selanjutnya dari 14 kali itu, teramati bahwa terdapat 13 yang dirangkai denga kata As-sayiat, sedang yang 1 menggunakan kata “aswa alladzi amilu” yang pada hakikatnya semakna dengan as-Sayiat ( dosa-dosa kecil ). Dalam konteks ini Nabi SAW berpesan “ Bertaqwalah kepada Allah dimanapun engkau berada, dan susulkan kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu menghapusnya, dan pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik. ( HR At-Tirmidzi )
            Kata (Furqon) terambil dari kata faraqa yang berarti terpisah. Huruf alif dan nun pada akhir kata itu mengandung makna ” kesempurnaan “. Dengan demikian Furqon berarti sesuatu yang berfungsi sebagai pemisah yang amat sempurna. Itu sebabnya Al-Quran dinamai Al-Furqon. Untuk ayat ini ada yang memahaminya dalam arti kemenangan menghadapi lawan atau jalan keluar yang memisahkan seseorang dari krisis dan kesulitan yang dihadapinya, atau memisahkan antara yang haq dengan yang batil. Pemahaman lain cahaya yang bersumber dari kalbu yang lahir akibat ketaqwaan kepada Allah. Dengannya seseorang mendapatkan bimbingan dalam kegelapan, sehingga daapat memilih dan menempuh yang baik dan yang benar. Kesemua makna ini dapat dicakup oleh kata itu, dan ketaqwaan pun dapat melahirkannya.












Tafsir Qs Al- Baqorah : 37
A.    Ayat dan Terjemahan
“kemudian Adam menerima kalimat-kalimat tertentu dari Tuhanya, lalu Dia menerima tobatnya dengan murah hati, sesungguhnya Allah Maha menerima tobat, lagi Maha penyayang” (QS, Al-Baqorah : 37)
B.     Makna mufrodat
Menemukan
لقى-يلقى-تلقيا
Menemui Laki-laki
لاقى-لقاء-ملاقاة
Bertemu
لقي-يلقى-لقاء
Nabi Adam
ادم
Batin, lahir
ادم-ادمة
Mencampur
ادم-يآدم-ادما
Siapa, barang siapa
من
Dari, sebagian
من
Sebangsa madu
من
Memimpin, mengasuh
رب-يرب-ربا
Tuhan
رب
Kadang-kadang
رب
Bertaubat, kembali
تاب-يتوب-توبا
Taubat
توبة
Orang yang bertaubat
تائب
Menaubatkan
توب

C.     Asbabun Nuzul
Kembalinya Adam kepada Allah setelah godaan iblis dan kepergianya dari surga, dan di tetapkan di bumi yang penuh kesusahan membuat Nabi Adam As menyadari bahwa dia telah benar-benar melakukan kezaliman, dan pada saat itu Adam memikirkan balasan atas kesalahanya dan benar-benar mendekatkan diri kepada Allah, dengan sepenuh hati dan jiwanya, dengan penyesalan yang amat sangat.
Pada saat yang sama,  karunia Allah di curahkan kepadanya dan Dia  menerima taubatnya, dengan murah hati seperti yang Al-quran katakan “kemudian adam menerima kalimat- kalimat  tertentu dati Tuhanya lalu Dia menerima tobatnya dengan murah hati”
Hal ini terjadi karena “sesungguhnya Allah maha menerima tobat, lagi Maha penyayang”


D.    Tafsiran
Kata “Tobat” pada mulanya memiliki makna “kembali”, pada penerapanya pada Al-Quran kata ini memiliki makna “kembali dari dosa” , kata ini dipakai apabila dikaitkan dengan seorang pendosa. Namun terkadang kata ini digunakan ketika berkaitan dengan Allah, dalam kontek ini kata ini bermakna “kembali pada rahmat-Nya”  yakni rahmat yang terlepas dari orang tersebut lantaran perbuatan dosanya.
Ketika seorang pendosa kembali pada jalan ketaatan dan ibadah. Allah mengembalikan rahmat tersebutkepadanya juga, karena itu Allah disifati sebagai Maha pengampun.
Perlu dipahami kata bahasa arab “taubah” pada umumnya di pahami sebagai “penyesalan”, tidak hanya ucapan saja tapi kata ini menuntut perubahan tingkah laku , dan ia tidak akaan kembali melakukan kesalahan atau keburukan yaang pernah dilakukan sebelumnya.




















Tafsir Qs Ali imron : 13
A.    Ayat dan terjemahan

Sesungguhnya telah ada tanda bagi kamu pada dua golongan yang telah bertemu (bertempur). Segolongan berperang di jalan Allah dan (segolongan) yang lain kafir yang dengan mata kepala melihat (seakan-akan) orang-orang muslimin dua kali jumlah mereka. Allah menguatkan dengan bantuan-Nya siapa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata” (Qs. Ali Imron :13)

B.     Makna Mufrodat
Ada, menjadikan
كان – يكون - كونا
Golongan
فئة
Membunuh
قتل- يقتل – قتالا
Jalan
سبيل
Menutupi, kafir
كفر – يكفر – كافرة
Melihat
راًى – يرا – راًية
Seperti
مثل
Menguatkan
اًيد – ياًيد
Menolong
نصر – ينصر
Menghendaki
شاء – يشاء
Pelajaran, hikmah
عبرة







C. Tafsiran
Dua golongan yang telah bertemu yakni, bertempur dalam peperangan badar pada tahun kedua hijriah, yang pertama segolongan mukmin berperang dijalan Allah, dan yang kedua segolongan kafir yang berperang dijalan setan.
Kata mukmin ditemukan karena  berperang dijalan Allah, karena siapa yang berperang dijalan Allah, pastilah dia mukmin.
Ada yang memahami ayat inidalam arti bahwa orang orang musrik meliahat bahwa orang orang mukminsebanyak dua lkali lipat jumlah mereka, berarti orang musrik meliaht orang mukmin sebanyak dua ribu, karena sejarah menginformasikan jumlah orang musrik dalam perang badar sekitar seribu orang,
Ada pula yang mengatakan kalau jumlah orang mukmin sekitar 313 orang, dan ketika melihat orang-orang musrik mereka melihat bahwa jumlah orang-orang musrik tiga kali lebih banyak dari jumlah orang-orang mukmin.
Seperti di jelaskan dalam tafsir jalalain (Sesungguhnya bagi kamu ada tanda) atau pelajaran, lalu hal itu disebutkan untuk penjelasan (pada dua golongan) dua pihak (yang bertemu) di hari Badar untuk berperang (segolongan bertempur di jalan Allah) untuk menaati perintah-Nya, yaitu Nabi saw. bersama para sahabat. Mereka berjumlah 313 orang laki-laki termasuk beberapa orang berkuda, enam buah ketopong besi dan delapan buah pedang, sedangkan kebanyakan mereka adalah berjalan kaki (dan yang lain kafir, yang melihat mereka) maksudnya kaum muslimin (dua kali lipat mereka) artinya jumlah mereka kaum muslimin kelihatan dua kali banyak dari jumlah mereka yang lebih kurang seribu orang, (yaitu penglihatan dengan mata kepala) artinya menurut pandangan lahir. Ini termasuk pertolongan Allah kepada kaum muslimin yang berjumlah sedikit. (Dan Allah menyokong) menguatkan (dengan pertolongan-Nya siapa yang disukai-Nya) untuk ditolong. (Sesungguhnya pada yang demikian itu) maksudnya yang disebutkan tadi (menjadi pelajaran bagi orang yang mempunyai mata hati). Kenapa kamu tidak mengambil pelajaran pula lalu kamu beriman? (TafsirJalalain)
Benar bahwa jumlah kaum musrik tiga kali lipat jumlah kaum muslim, tetapi ayat ini berbicara secara umum berdasarkan dugaan dan pemikiran kaum muslim,bukan informasi dari allah bahwa jumlah mereka duakali lipat.
Allah menguatkan dengan bantuan-nya,siapa yang di kehendakiNya” jika anda memilih pendapat yang pertama, maka penggalan ini bantuan Allah kepada kaum muslimin, antara lain adalah apa yang dilakukan-Nya terhadap orang orang musriksehingga mereka melihat jumlah kaum muslim lebih banyak dari jumlah mereka, sehingga semangat juang orang-orang musrik itu kendor dan merosot.
Istilah yang digunakan ayat di atas adalah (لَّأُوْلِيالأَبْصَارِ) “orang-orang  yang mempunyai pandangan” , pandangan yang dimaksudn adalah pandangan mata, bukan mata hati , karena yang mereka lihat adalah suatu kenyataan dilapangan, apalagi alquran tidak menyatakan (لَّأُوْلِيالأَبْصَا ئرِ)” orang-orang yang mempunyai pandangan hati”.
Paling tidak ada tiga kata yang digunakan Al-Quran untuk menunjuk pandangan mata manusia:
 نظر        :melihat bentuk dan gambaran sesuatu
 بصر       :dengan mengetahui seluk beluk serta rincian yang bersifat indra dari apayang dilihat
 راًى        :disertai dengan mengetahui secara mendalamatas hakikat sesuatu





























Kesimpulan
          Setelah Allah SWT menjelaskan agama yang benar, dan menetapkan tauhid, Allah menuturkan tentang kitab-kitab yang menceritakan perihal Allah, mengisyaratkan perihal Al-Quran dan keimanan para rosikhin terhadapnya. Kemudian Allah mulai menuturkan perihal orang-orang kafir dan orang-orang yang ingkar. Dia menjelaskan sebab-sebab terbujuknya mereka oleh kebatilan dan sikap tidak butuh terhadap kebenaran.
            Kemudian Allah menunjukkan bahwa semua itu tidak mermanfaat sama sekali bagi mereka pada hari tersebut. Pada hari itu, Allah mengumpulkan umat manusia semua untuk melakukan perhitungan terhadap apa yang telah mereka amalkan.
            Orang-orang kafir sangat membutuhkan petuah-petuah semacam ini, karena keingkaran itu disebabkan terbujuknya manusia oleh dirinya sendiri dan  harta bendanya. Sehingga ada dugaan bahwa diri mereka tidaklah membutuhkan Allah, sampai mereka mengikuti kemauan hawa nafsunya.
            Allah SWT telah memberikan perumpamaan tentang orang-orang kafir. Mereka itu merasa cukup dengan harta benda yang mereka miliki, sehingga lupa dengan kebenaran. Dengan demikian, mereka berani menentang dan memusuhi ahlul haq sampai berhasil meraih kemenangan.
            Misalnya kelakuan Firaun dan tentaranya, termasuk orang-orang sebelumnya, yaitu orang-orang yang tidak mempercayai para Rosul. Tetapi kemudian Allah memusnahkan mereka, menolong Nabi Musa AS dan mengalahkan Firaun. Allah juga memenangkan para rosul beserta orang-orang yang beriman dalam rangka tercapainya kemaslahatan pada Rosul dan pengikut-pengikutnya, disamping untuk kebaikan mereka. Allah SWT tidaklah sekali-kali berlaku dzolim/aniaya, tetapi Allah adalah yang Maha Keras SiksaNya.
            Tetapi demikian, Allah Maha Pemurah dengan segala Dzat-Nya, selagi hambanya mengakui segala kesalahannya, menyesali semua kemaksiatannya dan berusaha tidak mengulanginya kembali, sekecil apapun kesalahan itu. Dan Allah mengampuni sebesar apapun kesalahan itu.






Daftar Pustaka
Shihab, M Quraisy, Al Misbah,
Al-Maraghi



0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Massa Fissabil
Lihat profil lengkapku