Rabu, 04 Maret 2015

MAKALAH ULUMUL AL-QURAN NUZUL AL-QURAN



MAKALAH ULUMUL AL-QURAN
NUZUL AL-QURAN
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag

Disusun oleh:
1.      Novita Intan P                                (215-14-002)
2.      Wahyu Nur H                                 (215-14-003)
3.      Fissabil Ibrohim                              (215-14-004)
4.      Jundan Sholihan                             (215-14-005)


JURUSAN SYARIAH
ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Allah SWT menurunkan Al-Quran sebagai mukjizat terbesar yang membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dengan perantara malaikat Jibril dengan mutawatir dan di anggap ibadah dengan membacanya.
Nuzul al-quran ada yang mengatakan al quran turun melalui beberapa fase, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara, yang diturunkan dengan berangsur-angsur  sehingga terdapat hikmah didalam Nuzul Al-Quran ini.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa devinisi Nuzul Al-Quran?
2.      Apa devinisi Nuzul Al-Quran?
3.      Bagaimana fase-fase penurunan Al-Quran?
4.      Bagaimana cara Al-Quran di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW?
5.      Apa hikmah dari penurunan Al-Quran?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui Apa devinisi Nuzul Al-Quran
2.      Mengetahui waktu turunya Al-Quran
3.      Mengetahui fase-fase penurunan Al-Quran
4.      Mengetahui cara Al-Quran di turunkan kepada Nabi Muhammad SAW
5.      Mengetahui hikmah dari penurunan Al-Quran


BAB II
PEMBAHASAN
A.   Pengertian Nuzul Al-Quran
Nuzul al-quran terdiri dari dua kata, yaitu nuzul dan al-quran. Kata nazala di dalam bahasa arab yang berati “ الهبوط من علو الي سفل “ yakni, “meluncur dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”. Dr. Ahmad Al-Sayyid Al-Kumiy dan Dr. Muhammad Ahmad Yusuf Al-Qosim dalam buku yang mereka tulis bersama, menginventarisasi lima buah makna nuzul, dua diantaranya yang telah di sebut di atas, sedangkan dua  makna lainya adalah: (tertib, teratur) dan (pertemuan). Makna yang terakhir menurut kedua guru besar ‘ulum alquran dari al-azhar kairo ini, nuzul berarti turun secara berangsur dan terkadang sekaligus. (lihat ‘ulum alquran, oleh Dr.muhamad ahmad yusuf al-qosim dan Dr. Ahmad sayyid al-kumiy, hlm.23).
            Syekh gazlan berkomentar,”oleh karena yang turun itu bukan berbentuk fisik. Maka pengertin nuzul disini bisa mengandung pengertian kiasan (majazi), dan apabila yang dimaksud turun adalah lafazd, maka nuzul berarti al-ishal(penyampaian) dan al-i’lam(penginformasian).
            Akan tetapi, ibnu taimiyah yang di beri gelar syaikh al-islam ini, ‘’di dalam alquran, juga didalam sunah tidak ada kata nuzul kecuali dalam pengertiannya yang lazim. “alasannya, karena alquran di turun kan dalam bahasa arab, sedangkan bahasa arab tidak mengenal kata nuzul kecuali dengan makna ini.
            Di dalam alquran terdapat beberapa ayat yang mengatakan bahwa alquran turun:
1.      pada bulan ramadhan:
شهر رمضا ن الذي انزل فيه القران
bulan ramadhan dimana di turunkan alquran...(Qs.albaqoroh[2]:185)
2.      Pada Malam Mulia. Firman Allah ( Ad-Dukhan 3 ).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat; (Kami berbuat demikian) kerana sesungguhnya Kami sentiasa memberi peringatan dan amaran (jangan hamba-hamba Kami ditimpa azab).”
3.      Pada malam Kemuliaan , firman Allah (al- qadr 1).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar.”
Ketiga ayat ini secara sepintas terlihat bertentangan, tetapi pada hakikatnya ketiga ayat ini saling menguatkan, Alquran turun pada malam yang penuh keberkahan ( Ad-Dukhon 3 ), kemudian malam yang penuh keberkahan itu adalah malam Lailatul Qadr ( AL-Qadr 1 ) dan malam lailatul Qadr iu terdapat pada bulan Ramadhan ( Al- Baqarah 185 ).
B.   Waktu Nuzul Al-Quran
Menurut syaikh AL-Khudori dalam bukunya Tarikh Tasyi, masa turunnya Al-Quran yang dimulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari kelahiran Nabi Muhammad Saw hingga akhir turun nya ayat pada 19 Dzulhijjah tahun ke 63 dari usia beliau, tidak kurang dari 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa ini kemudian dibagi oleh para ulama menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan Madinah. Periode Mekkah dimulai ketika Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima ayat-ayat Al-Quran pada 17 Ramadhan, pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal Rabiul Awal ke 54 dari kelahiran beliau, yairu sewaktu beliau akan berhijjrah meninggalkan Makkah menuju Madinah.
Periode Madinah dimulai sejak Nabi Muhammad Saw berhijrah ke Madinah dan menetap disana sampai dengna turunya ayat terakhir pada 9 Dzulhijjah tahun ke10 dari hijrah beliau. Dengan demikian, periode Mekkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan periode Madinah selama 9 tahun 9 bulan 9 hari.

C.   Fase-Fase Penurunan Al-Quran
Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidaklah langsung dari Allah ke hati Muhammad SAW, melainkan melalui beberapa fase yang akan kami paparkan.
1.      Al-Quran diturunkan ke Lauhil Mahfudz
Penurunan pertama kali adalah penurunan AL-Quran ke Lauhil Mahfudz , bagaimana caranya, kapan waktunya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah SWT. Dan disinilah Al-Quran diturunkan secara global,jumlatan wahidatan, menyeluruh tanpa terpisah-pisah atau berangsur-angsur.Firman Allah (al-buruj 21-22)
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مجيد فِي لَوْحٍ مَحْفُوظ .
“(Sebenarnya apa yang engkau sampaikan kepada mereka bukanlah syair atau sihir), bahkan ialah Al-Quran yang tertinggi kemuliaannya; (Lagi yang terpelihara dengan sebaik-baiknya) pada Luh Mahfuz.” (al-Buruj:21-22)

2.      Al-Quran turun dari Laluhil Mahfudz ke Baitul Izzah
Fase kedua adalah penurunan Al-Quran dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah yaitu ke langit bumi. Dan jelas dari beberapa ayat Al-Quran yang menunjukkan bahwa benar Al-Quran  diturun ke langit bumi ini, tepatnya 1 malam, yaitu pada malam yang penuh berkah seperti Firman Allah ( Ad-Dukhan 3 ).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat; (Kami berbuat demikian) kerana sesungguhnya Kami sentiasa memberi peringatan dan amaran (jangan hamba-hamba Kami ditimpa azab).”
Dinamakan juga Malam Kemulyaan atau malam Qadr yaitu pada bulan Ramadhan, firman Allah (al- qadr 1).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar.”
Serta firman Allah Surat Al-Baqarah 185 :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya diturunkan Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia dan menjadi keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk Dan (menjelaskan) perbezaan antara yang benar dengan yang salah.”
 Dan pada fase ini pula AL-Quran diturunkan secara global.
3.      Al-Quran turun dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW
Ini merupakan fase terakhir, Al-Quran turun dari langit bumi ke hati Nabi terakhir, Nabi penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW dengan perantara Malaikat Jibril. Jibril menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad dengan berangsur-angsur, munajjaman,mutawatir. Dan menurut beberapa riwayat, beberapa hadits bahwa Al-Quran turun selama 23 tahun. Firman Allah ( Asy-Syuaro 193-195)

D.   Cara Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad SAW

Adapun cara-cara turunnya AL-Quran kepada Nabi Muhammmad dengan beberapa cara, dan para ulama sepakat cara-cara tersebut adalah sebagai berikut :
§  Wahyu, Kalam Allah disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad seperti gemerincing lonceng, dan ini adalah penerimaan wahu yang paling berat.
§  Adakalanya Malikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad dengan menyerupai seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Muhammad dan menyampaikan wahyu Allah. Dan disini, malaikat jibril tidak hanya datang dengan menyerupai 1 bentuk laki-laki, tetapi dengan dengan beberapa bentuk, seperti dalam kisah, malaikat jibril datang menyerupai laki-laki arab, laki-laki yang membawa anjing dan lain sebagainya.
§  Dan terkadang Malikat Jibril menyampaikan Wahyu Allah melalui suara tanpa wujud.
Yang perlu digaris bawahi adalah, bahwa kita harus percaya dan iman bahwa Jibril menurunkan lafadz-lafadz AL-Quran yang melemahkan orang-orang kafir dari surat Al-Fatihah sampai surat  terakhir yaitu surat An-Nas, dan pemilik lafadz-lafadz itu adalah Allah SWT, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad tidak memasukan ataupun menambahkan sesuatu apapun pada pembuatan lafadz-lafadz serta urutannya, Lafadz-lafadz AL-Quran yang dibaca dan di tulis adalah dari sisi Allah, Malaikat jibril menyampaikan kepada Nabi Muhammad dengan lafadz Allah, Dan Nabi Muhammad menghafalkannnya, menyampaikannya kemudian menjelaskannya serta beramal dengam apa yang diperintah oleh Al-Quran. Firman Allah ( Asy-Syuaro 192-194). Dalam ayat ini, pembicara adalah Allah, Naqil nya adalah Malaikat Jibril serta yang menerima adalah Nabi Muhammad. Dan barang siapa tidak meyakini demikian maka akan tersesat.

D . Hikmah Diturunkannya Al-Quran secara Mutawatir
v  Menenangkan hati Nabi Muhammad SAW
Yang menjadi pertanyaan mengapa hati Rosulullah perlu ditenangkan? Hal itu dikarenakan Nabi berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapatkan tantangan dari orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orsng-orang tersebut kasar dan bengis serta tidak menunjukkan sifat yang bersahabat. Maka hal seperti itu perlu diberi semangat dan kekuatan kepada Rosul bahwa apa yang dialaminya itu semua dengan yang dialami oleh nabi-nabi dan rosul terdahulu.
Orang-orang musyrik yang telah menanyakan mengapa Al Quran tidak diturunkan sekaligus, sebagaimana disebut dalam Al Quran surah Al Furqaan ayat 32:
“……mengapakah Al Quran tidak diturunkan kepadanya sekaligus….?”
Kemudian dijawab di dalam ayat itu sendiri:
“….Demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak menetapkan hatimu..”

v  Sebagai I’jaz
Untuk melemahkan lawan-lawannya (mu’jizat) oang-orang yang anti terhadap Rosulullah senantiasa melakukan uapaya yang dapat menyudutkannya. Diantara upaya tersebut adalah dengan mengajukan tantangan yang sepertinya Rosulullah tidak dapat membuktikannya. Misalnya tantangan mereka agar Rosulullah minta kepada Allah untuk menurunkan adzab kepada mereka pada waktu itu juga.
v  Memudahkan Menghafal dan Memahaminya
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat hafal dan memahami sesuatu yang harus difahami atau dihafal. Oleh karena itu, diturunkan LA-quran secara mberangsur-angsur menjadi mudah dihafal, difahami, serta  di amalkan. 
v  Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau kejadian
Al-Quran diturunkan sesuai dengan kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul pada waktu itu, misalnya peristiwa tayamum sebagai pengganti wudlu keika tidak diperoleh air.
v  Menguatkan Bahwa Al-Quran benar-benar dari Allah Yang Maha Bijaksana dan Maha Terpuji
Ketika Al-quran turun berangsur-angsur ( lebih dari 22 tahun ) kemudian menjadi rangkaian yang sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara 1 ayat dengan ayat yang lain bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan pertentangan didalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Quran benar-benar kalam Illahi, Dzat yang maha bijaksana lagi Maha Terpuji.





BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wasalam adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya mu’jizat yang amat berguna bagi umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut, menjadi tuntunan bagi seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan bahkan  tidak mau memahaminya niscaya akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara bertahap kepada Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara berangsur-angsur banyak hikmah yang akan diperoleh yaitu menetapkan hati Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan dihafal, penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

Massa Fissabil
Lihat profil lengkapku