MAKALAH ULUMUL AL-QURAN
NUZUL AL-QURAN
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Adang Kuswaya, M.Ag
Disusun oleh:
1.
Novita
Intan P (215-14-002)
2.
Wahyu
Nur H (215-14-003)
3.
Fissabil
Ibrohim (215-14-004)
4.
Jundan
Sholihan (215-14-005)
JURUSAN SYARIAH
ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI SALATIGA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Allah SWT menurunkan Al-Quran sebagai
mukjizat terbesar yang membuktikan kerasulan Nabi Muhammad SAW, dengan
perantara malaikat Jibril dengan mutawatir dan di anggap ibadah dengan
membacanya.
Nuzul al-quran ada yang mengatakan al
quran turun melalui beberapa fase, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan
berbagai cara, yang diturunkan dengan berangsur-angsur sehingga terdapat hikmah didalam Nuzul Al-Quran
ini.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa devinisi Nuzul Al-Quran?
2.
Apa devinisi Nuzul Al-Quran?
3.
Bagaimana fase-fase penurunan
Al-Quran?
4.
Bagaimana cara Al-Quran di turunkan
kepada Nabi Muhammad SAW?
5.
Apa hikmah dari penurunan Al-Quran?
C. Tujuan
1.
Mengetahui Apa devinisi Nuzul
Al-Quran
2.
Mengetahui waktu turunya Al-Quran
3.
Mengetahui fase-fase penurunan
Al-Quran
4.
Mengetahui cara Al-Quran di turunkan
kepada Nabi Muhammad SAW
5.
Mengetahui hikmah dari penurunan
Al-Quran
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Nuzul Al-Quran
Nuzul al-quran
terdiri dari dua kata, yaitu nuzul dan al-quran. Kata nazala di dalam bahasa
arab yang berati “ الهبوط من علو الي سفل
“ yakni, “meluncur dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah”. Dr. Ahmad
Al-Sayyid Al-Kumiy dan Dr. Muhammad Ahmad Yusuf Al-Qosim dalam buku yang mereka
tulis bersama, menginventarisasi lima buah makna nuzul, dua diantaranya yang
telah di sebut di atas, sedangkan dua
makna lainya adalah: (tertib, teratur) dan (pertemuan). Makna yang
terakhir menurut kedua guru besar ‘ulum alquran dari al-azhar kairo ini, nuzul
berarti turun secara berangsur dan terkadang sekaligus. (lihat ‘ulum alquran,
oleh Dr.muhamad ahmad yusuf al-qosim dan Dr. Ahmad sayyid al-kumiy, hlm.23).
Syekh gazlan berkomentar,”oleh
karena yang turun itu bukan berbentuk fisik. Maka pengertin nuzul disini bisa
mengandung pengertian kiasan (majazi), dan apabila yang dimaksud turun adalah lafazd,
maka nuzul berarti al-ishal(penyampaian) dan al-i’lam(penginformasian).
Akan tetapi, ibnu taimiyah yang di
beri gelar syaikh al-islam ini, ‘’di dalam alquran, juga didalam sunah tidak
ada kata nuzul kecuali dalam pengertiannya yang lazim. “alasannya, karena
alquran di turun kan dalam bahasa arab, sedangkan bahasa arab tidak mengenal
kata nuzul kecuali dengan makna ini.
Di dalam alquran terdapat beberapa
ayat yang mengatakan bahwa alquran turun:
1.
pada
bulan ramadhan:
شهر
رمضا ن الذي انزل فيه القران
“bulan ramadhan dimana di turunkan alquran...(Qs.albaqoroh[2]:185)
2. Pada Malam Mulia. Firman Allah ( Ad-Dukhan 3 ).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا
كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat; (Kami berbuat demikian)
kerana sesungguhnya Kami sentiasa memberi peringatan dan amaran (jangan
hamba-hamba Kami ditimpa azab).”
3. Pada malam Kemuliaan , firman Allah (al- qadr 1).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam
Lailatul-Qadar.”
Ketiga ayat ini secara sepintas terlihat bertentangan,
tetapi pada hakikatnya ketiga ayat ini saling menguatkan, Alquran turun pada
malam yang penuh keberkahan ( Ad-Dukhon 3 ), kemudian malam yang penuh
keberkahan itu adalah malam Lailatul Qadr ( AL-Qadr 1 ) dan malam lailatul Qadr
iu terdapat pada bulan Ramadhan ( Al- Baqarah 185 ).
B. Waktu Nuzul Al-Quran
Menurut syaikh AL-Khudori dalam bukunya Tarikh Tasyi,
masa turunnya Al-Quran yang dimulai dari tanggal 17 Ramadhan tahun ke 41 dari
kelahiran Nabi Muhammad Saw hingga akhir turun nya ayat pada 19 Dzulhijjah
tahun ke 63 dari usia beliau, tidak kurang dari 22 tahun 2 bulan 22 hari. Masa
ini kemudian dibagi oleh para ulama menjadi 2 periode, yaitu periode Mekkah dan
Madinah. Periode Mekkah dimulai ketika Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima
ayat-ayat Al-Quran pada 17 Ramadhan, pada 41 dari kelahiran beliau hingga awal
Rabiul Awal ke 54 dari kelahiran beliau, yairu sewaktu beliau akan berhijjrah
meninggalkan Makkah menuju Madinah.
Periode Madinah dimulai sejak Nabi Muhammad Saw
berhijrah ke Madinah dan menetap disana sampai dengna turunya ayat terakhir
pada 9 Dzulhijjah tahun ke10 dari hijrah beliau. Dengan demikian, periode
Mekkah selama 12 tahun 5 bulan 13 hari dan periode Madinah selama 9 tahun 9
bulan 9 hari.
C.
Fase-Fase Penurunan Al-Quran
Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW tidaklah langsung
dari Allah ke hati Muhammad SAW, melainkan melalui beberapa fase yang akan kami
paparkan.
1.
Al-Quran
diturunkan ke Lauhil Mahfudz
Penurunan pertama kali adalah penurunan AL-Quran ke Lauhil Mahfudz
, bagaimana caranya, kapan waktunya tidak ada yang mengetahui kecuali Allah
SWT. Dan disinilah Al-Quran diturunkan secara global,jumlatan wahidatan,
menyeluruh tanpa terpisah-pisah atau berangsur-angsur.Firman Allah (al-buruj
21-22)
بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مجيد فِي لَوْحٍ مَحْفُوظ
.
“(Sebenarnya apa yang
engkau sampaikan kepada mereka bukanlah syair atau sihir), bahkan ialah
Al-Quran yang tertinggi kemuliaannya; (Lagi yang terpelihara dengan
sebaik-baiknya) pada Luh Mahfuz.” (al-Buruj:21-22)
2.
Al-Quran
turun dari Laluhil Mahfudz ke Baitul Izzah
Fase kedua adalah penurunan Al-Quran
dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah yaitu ke langit bumi. Dan jelas dari
beberapa ayat Al-Quran yang menunjukkan bahwa benar Al-Quran diturun ke langit bumi ini, tepatnya 1 malam,
yaitu pada malam yang penuh berkah seperti Firman Allah ( Ad-Dukhan 3 ).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا
كُنَّا مُنْذِرِينَ
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat; (Kami berbuat demikian)
kerana sesungguhnya Kami sentiasa memberi peringatan dan amaran (jangan hamba-hamba
Kami ditimpa azab).”
Dinamakan juga Malam Kemulyaan atau
malam Qadr yaitu pada bulan Ramadhan, firman Allah (al- qadr 1).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar.”
Serta firman Allah Surat Al-Baqarah 185 :
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“(Masa yang diwajibkan kamu berpuasa itu ialah) bulan Ramadhan yang padanya
diturunkan Al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekalian manusia dan menjadi
keterangan-keterangan yang menjelaskan petunjuk Dan (menjelaskan) perbezaan
antara yang benar dengan yang salah.”
Dan pada fase ini pula
AL-Quran diturunkan secara global.
3.
Al-Quran
turun dari Baitul Izzah kepada Nabi Muhammad SAW
Ini merupakan fase terakhir, Al-Quran turun dari langit bumi ke
hati Nabi terakhir, Nabi penutup para Nabi, yaitu Nabi Muhammad SAW dengan
perantara Malaikat Jibril. Jibril menurunkan Al-Quran kepada Nabi Muhammad
dengan berangsur-angsur, munajjaman,mutawatir. Dan menurut beberapa riwayat,
beberapa hadits bahwa Al-Quran turun selama 23 tahun. Firman Allah ( Asy-Syuaro
193-195)
D.
Cara Al-Quran turun kepada Nabi Muhammad SAW
Adapun cara-cara turunnya AL-Quran kepada Nabi Muhammmad dengan beberapa
cara, dan para ulama sepakat cara-cara tersebut adalah sebagai berikut :
§ Wahyu, Kalam Allah disampaikan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad
seperti gemerincing lonceng, dan ini adalah penerimaan wahu yang paling berat.
§ Adakalanya Malikat Jibril menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad
dengan menyerupai seorang laki-laki yang datang kepada Nabi Muhammad dan
menyampaikan wahyu Allah. Dan disini, malaikat jibril tidak hanya datang dengan
menyerupai 1 bentuk laki-laki, tetapi dengan dengan beberapa bentuk, seperti
dalam kisah, malaikat jibril datang menyerupai laki-laki arab, laki-laki yang
membawa anjing dan lain sebagainya.
§ Dan terkadang Malikat Jibril menyampaikan Wahyu Allah melalui suara
tanpa wujud.
Yang
perlu digaris bawahi adalah, bahwa kita harus percaya dan iman bahwa Jibril
menurunkan lafadz-lafadz AL-Quran yang melemahkan orang-orang kafir dari surat
Al-Fatihah sampai surat terakhir yaitu
surat An-Nas, dan pemilik lafadz-lafadz itu adalah Allah SWT, Malaikat Jibril
dan Nabi Muhammad tidak memasukan ataupun menambahkan sesuatu apapun pada
pembuatan lafadz-lafadz serta urutannya, Lafadz-lafadz AL-Quran yang dibaca dan
di tulis adalah dari sisi Allah, Malaikat jibril menyampaikan kepada Nabi
Muhammad dengan lafadz Allah, Dan Nabi Muhammad menghafalkannnya,
menyampaikannya kemudian menjelaskannya serta beramal dengam apa yang
diperintah oleh Al-Quran. Firman Allah ( Asy-Syuaro 192-194). Dalam ayat ini,
pembicara adalah Allah, Naqil nya adalah Malaikat Jibril serta yang menerima
adalah Nabi Muhammad. Dan barang siapa tidak meyakini demikian maka akan
tersesat.
D . Hikmah
Diturunkannya Al-Quran secara Mutawatir
v Menenangkan hati Nabi Muhammad SAW
Yang menjadi
pertanyaan mengapa hati Rosulullah perlu ditenangkan? Hal itu dikarenakan Nabi
berdakwah kepada orang banyak selalu saja mendapatkan tantangan dari
orang-orang yang anti kepadanya, tambah lagi sifat orsng-orang tersebut kasar
dan bengis serta tidak menunjukkan sifat yang bersahabat. Maka hal seperti itu
perlu diberi semangat dan kekuatan kepada Rosul bahwa apa yang dialaminya itu
semua dengan yang dialami oleh nabi-nabi dan rosul terdahulu.
Orang-orang
musyrik yang telah menanyakan mengapa Al Quran tidak diturunkan sekaligus,
sebagaimana disebut dalam Al Quran surah Al Furqaan ayat 32:
“……mengapakah Al Quran tidak diturunkan kepadanya
sekaligus….?”
Kemudian dijawab di dalam ayat itu
sendiri:
“….Demikianlah, dengan (cara) begitu Kami hendak
menetapkan hatimu..”
v Sebagai I’jaz
Untuk melemahkan lawan-lawannya
(mu’jizat) oang-orang yang anti terhadap Rosulullah senantiasa melakukan uapaya
yang dapat menyudutkannya. Diantara upaya tersebut adalah dengan mengajukan
tantangan yang sepertinya Rosulullah tidak dapat membuktikannya. Misalnya
tantangan mereka agar Rosulullah minta kepada Allah untuk menurunkan adzab
kepada mereka pada waktu itu juga.
v Memudahkan Menghafal dan Memahaminya
Bagi bangsa yang buta huruf sulit dapat
hafal dan memahami sesuatu yang harus difahami atau dihafal. Oleh karena itu,
diturunkan LA-quran secara mberangsur-angsur menjadi mudah dihafal, difahami,
serta di amalkan.
v Sesuai dengan lalu lintas peristiwa atau kejadian
Al-Quran diturunkan sesuai dengan
kejadian atau peristiwa-peristiwa yang muncul pada waktu itu, misalnya peristiwa
tayamum sebagai pengganti wudlu keika tidak diperoleh air.
v Menguatkan Bahwa Al-Quran benar-benar dari Allah Yang Maha
Bijaksana dan Maha Terpuji
Ketika Al-quran
turun berangsur-angsur ( lebih dari 22 tahun ) kemudian menjadi rangkaian yang
sangat cermat dan penuh makna, indah dan fasih gaya bahasanya, terjalin antara
1 ayat dengan ayat yang lain bagaikan untaian mutiara, serta ketiadaan
pertentangan didalamnya, semakin menguatkan bahwa Al-Quran benar-benar kalam
Illahi, Dzat yang maha bijaksana lagi Maha Terpuji.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Nabi Muhammad Salallahu Alaihi
Wasalam adalah rasul Allah yang diberi oleh-Nya mu’jizat yang amat berguna bagi
umat manusia, bahkan sampai zaman ini mu’jizat tersebut, menjadi tuntunan bagi
seluruh umat, barang siapa yang mengamalkan ajaran yang terkandung di dalamnya
pasti akan selamat di dunia maupun di akhirat dan barangsiapa yang melalaikan
bahkan tidak mau memahaminya niscaya
akan celaka, mu’jizat itu tidak lain dan tidak bukan adalah Kitab Suci
Al-Qur’an yang turun melalui perantara malaikat jibril secara bertahap kepada
Nabi Muhammad SAW, kejadian tersebut dinamakan Nuzulul Qur’an.
Ayat-ayat Al
Qur’an tidaklah diturunkan sekaligus secara keseluruhan, tetapi secara
berangsur-angsur sesuai dengan keperluan yang ada. Surat-surat yang
diturunkanya pun tidak sama jumlah panjang dan pendeknya, terkadang diturunkan
sekaligus secara penuh dan terkadang sebagianya saja.
Dengan diturunkanya Al-Qur’an secara
berangsur-angsur banyak hikmah yang akan diperoleh yaitu menetapkan hati
Rasulullah, melemahkan lawan-lawannya, mudah difahami dan dihafal,
penyusunannya akan sesuai dengan lalulintas peristiwa atau kejadian.
0 komentar:
Posting Komentar