Rabu, 10 Desember 2014

Asbabun Nuzul Surah Al-Qashash

Asbabun Nuzul Surah Al-Qashash

20 Jan asbabun nuzul surah alqur’an
51. “Dan Sesungguhnya Telah kami turunkan berturut-turut perkataan Ini (Al Quran) kepada mereka agar mereka mendapat pelajaran*.”
(al-Qashash: 51)
*Allah s.w.t. menurunkan Al Quran Ini bahagian demi bahagian supaya orang kafir Mekah dapat memahaminya dengan baik dan supaya mereka beriman dengannya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan ath-Thabarani, yang bersumber dari Rifa’ah al-Qurazhi bahwa ayat ini (al-Qashas: 51) turun berkenaan dengan sepuluh orang Yahudi yang masuk Islam, lalu disiksa oleh kaum Yahudi. Salah seorang di antara mereka adalah Rifa’ah al-Qurazhi.
52. “Orang-orang yang Telah kami datangkan kepada mereka Al Kitab sebelum Al Quran, mereka beriman (pula) dengan Al Quran itu.”
(al-Qashash: 52)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari ‘Ali bin Rifa’ah bahwa sepuluh orang ahli kitab (Yahudi), di antaranya Rifa’ah, menghadap Nabi saw., kemudian mereka beriman. Namun mereka dianiaya oleh kaum Yahudi. Maka turunlah ayat ini (al-Qashash: 52) yang menjelaskan kedudukan mereka yang beriman kepada Taurat, kemudian beriman kepada Al-Qur’an.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Qatadah bahwa ayat ini (al-Qashas: 52) turun berkenaan dengan peristiwa berimannya beberapa orang ahli kitab (Yahudi) kepada Nabi Muhamad saw., yang sebelumnya mereka beriman kepada Taurat dengan sebenar-benarnya. Di antara mereka adalah ‘Utsman dan ‘Abdullah bin Salam.
56. “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.”
(al-Qashash: 56)
Diriwayatkan oleh Muslim dll yang bersumber dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. Bersabda kepada pamannya: “Ucapkanlah laa ilaaha illallaah (tidak ada tuhan selain Allah), kelak aku akan menjadi saksi pada hari kiamat bahwa engkau telah beriman.” Abu Thalib (pamannya) menjawab: “Sekiranya aku tidak takut wanita-wanita Quraisy mencelaku dan mencelaku dengan menyatakan bahwa aku beriman karena terpaksa, tentu aku akan mengucapkannya dengan kesaksianmu.” Maka turunlah ayat ini (al-Qashash: 56) yang menegaskan bahwa hanya Allah yang bisa memberikan hidayah.
Diriwayatkan oleh an-Nasa-I dan Ibnu ‘Asakir di dalam kitab Raariih Dimasyqa, dengan sanad jayyid (baik) yang bersumber dari Abu Sa’id bin Rafi’ bahwa Abu Sa’id din Rafi’ bertanya kepada Ibnu ‘Umar tentang ayat, innaka laa tahdii man ahbabta.. (sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi…) (al-Qashash: 56), apakah turunya berkenaan dengan Abu Jahl dan Abu Thalib ? Ibnu ‘Umar membenarkannya.
57. “Dan mereka berkata: “Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami”. dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.”
(al-Qashash: 57)
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari al-‘Aufi yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas. Menurut an-Nasa-I, yang bersumber dari Ibnu ‘Abbas, yang berkata demikian itu adalah al-Harits bin ‘Amir bin Naufal. Bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada Nabi saw.: “Sekiranya kami mengikuti petunjukmu (beriman) kami akan diculik.” Ayat ini (al-Qashash: 57) turun berkenaan dengan peristiwa tersebut yang menjelaskan bahwa Allah telah menyediakan tempat yang aman dan rizki yang banyak baginya.
61. “Maka apakah orang yang kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi*; Kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?”
(al-Qashash: 61)
*Maksudnya: orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi, tetapi tidak dipergunakannya untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, Karena itu dia di akhirat diseret ke dalam neraka.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid. Menurut sumber riwayat lain, ayat ini (al-Qashash: 61) turun sebagai penjelasan perihal perbedaan antara Hamzah (paman Nabi) dan Abu Jahl. Bahwa ayat, a fa maw wa’adnaahu wa’dan hasanaa… (maka apakah orang yang kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik [surge]…) (al-Qashash: 61) turun sebagai penjelasan perihal perbedaan antara Nabi dan Abu Jahl bin Hisyam.
85. “Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali*. Katakanlah: “Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata”.
(al-Qashash: 85)
* yang dimaksud dengan tempat kembali di sini ialah kota Mekah. Ini adalah suatu janji dari Tuhan bahwa nabi Muhammad s.a.w. akan kembali ke Mekah sebagai orang yang menang, dan Ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijrah di waktu nabi menaklukkan Mekah. Ini merupakan suatu mukjizat bagi nabi.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari adl-Dlahhak bahwa ketika Nabi saw. Hijrah dari Mekah ke Madinah, sesampainya di Juhfah, beliau sangat mengharapkan dapat kembali ke kota Mekah. Ayat ini (al-Qashash: 85) turun sebagai janji kepada beliau untuk mengembalikan kelak ke Mekah.
Sumber: Asbabun Nuzul, KHQ Shaleh dkk.

About Me

Massa Fissabil
Lihat profil lengkapku